Labuan Bajo (ANTARA) – Kegiatan Indonesia Gastrodiplomacy Series Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada 27 hingga 30 Juni 2024 dan diikuti oleh 23 duta besar asing menjadi ajang untuk semakin memperkuat persahabatan antarnegara sahabat.
“Jadi, kita ini membangun hubungan politik akan sangat kuat, akan lebih solid jika diimbangi dengan persahabatan. Jadi, selama berkegiatan tiga sampai empat hari, besok ini persahabatan, persaudaraan terbangun satu dengan yang lainnya,” kata Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati di Labuan Bajo, Sabtu.
Ani menjelaskan kegiatan bertema “Diplomatic Tour Trail of Spices In East Nusa Tenggara” itu juga menjadi ajang memperkuat relasi dan jejaring Indonesia dengan negara sahabat. Terlebih peserta berasal dari berbagai negara di Asia, Afrika, Eropa, Timur Tengah, Australia, bahkan Amerika Latin.
“Ini berarti hampir keseluruhannya bisa terepresentasikan dari duta besar negara asing yang hadir. Berarti apa yang kita lakukan saat ini paling tidak bisa mewakili dari keseluruhan negara-negara mitra Indonesia,” katanya.
Menurut Ani, persahabatan serta jejaring antarnegara merupakan dasar fundamental bagi Indonesia untuk membangun hubungan politik dan memperluas hubungan ekonomi di segala area.
Kementerian Luar Negeri berkomitmen untuk terus membangun hubungan diplomatik yang baik dengan negara sahabat, mendukung bidang kerja yang saling mendukung antarnegara dan pembangunan nasional Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI mempromosikan potensi pariwisata Labuan Bajo di Flores, Nusa Tenggara Timur, kepada 23 duta besar asing untuk meningkatkan investasi di daerah tersebut.
“Potensi daerah itu, potensi investasi, potensi perdagangan, pariwisata,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah di Labuan Bajo, Kamis (27/6).
Siti menjelaskan para duta besar asing diajak melihat potensi pariwisata di destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo, seperti Pulau Padar, Pulau Komodo, dan Pink Beach di kawasan Taman Nasional Komodo, serta potensi investasi di kawasan pariwisata terpadu Parapuar Labuan Bajo dan Golo Mori.
“Ini juga dalam rangka gastronomi diplomasi. Jadi, kami mengenalkan makanan Indonesia kepada sahabat kita warga asing,” katanya.
Tidak hanya itu, para duta besar juga diajak melihat produk UMKM setempat, seperti tenun, produk olahan, dan kerajinan tangan tradisional yang diharapkan bisa dipasarkan di negara asal para duta besar itu.
(Artikel ini disusun oleh Gecio Viana dan disunting oleh Didik Kusbiantoro)