Surat Raja Sulaiman kepada Ratu Balqis, Pesan Cinta dan Kehikmatan. Isi surat ini diduga berisi permintaan Raja Sulaiman kepada Ratu Balqis untuk bergabung dengannya dalam menyebarkan kebaikan dan keadilan di antara kedua kerajaan mereka. Pesan ini juga mengandung makna tentang pentingnya kerjasama dan persahabatan antara dua penguasa yang bijaksana untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran bagi rakyat mereka.

Kisah Nabi Sulaiman yang mengirim surat kepada Ratu Balqis terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Naml, ayat 30-31. Dalam kisah tersebut, Nabi Sulaiman adalah seorang nabi dan raja yang dianugerahi kebijaksanaan dan kekuasaan besar oleh Allah SWT.

Salah satu bagian penting dari kisah ini adalah ketika Nabi Sulaiman mendengar tentang Ratu Balqis, yang dikenal karena kecantikan dan kekuasaannya sebagai pemimpin Kerajaan Saba (Sheba).

Menurut Ridwan Abqary dalam bukunya yang berjudul 99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Qur’an, Ratu Balqis tinggal di Negeri Saba, sebuah negeri yang subur dan masyarakatnya sejahtera.

Nabi Sulaiman ingin menguji kebijaksanaan Ratu Balqis dan memutuskan untuk mengirim surat kepadanya. Dalam surat tersebut, ia menantang Ratu Balqis untuk menghadapinya dengan semua kemewahan kerajaannya. Dia meminta agar dia membawa orang-orangnya yang terbaik sebagai utusan. Surat ini kemudian diserahkan kepada Ratu Balqis oleh burung Hud-Hud yang dikendalikan oleh Nabi Sulaiman.

Ratu Balqis menerima surat tersebut dan memutuskan untuk menghadap Nabi Sulaiman. Ketika dia tiba di istana Nabi Sulaiman, dia sangat terkesan oleh kebijaksanaan dan kekuasaan beliau, dan akhirnya dia beriman.

Dalam Al-Qur’an, surat An-Naml ayat 20-44, Ratu Balqis digambarkan sebagai seorang penyembah Matahari yang kemudian bertaubat dan menikah dengan Nabi Sulaiman. Kisah ini menunjukkan perubahan sikap dan keberanian Ratu Balqis dalam mencari kebenaran dan beriman kepada Allah.

Dikatakan kepadanya (Balqis), “Masuklah ke dalam istana.” Maka ketika dia (Balqis) melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya (penutup) kedua betisnya. Dia (Sulaiman) berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca.” Dia (Balqis) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. an-Naml ayat 44)

Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis mengandung pelajaran tentang kebijaksanaan, keadilan, dan kekuasaan Allah. Ini adalah salah satu dari banyak kisah yang termuat dalam berbagai kitab suci yang menggambarkan kebijaksanaan dan kekuatan para nabi dalam menyebarkan ajaran Tuhan dan menguji keimanan orang-orang.