Isolasi sosial seringkali menjadi salah satu tanda utama depresi yang sering terabaikan. Seseorang yang mengalami depresi cenderung menarik diri dari interaksi sosial dengan bertahap. Mereka mungkin mulai menghindari pertemuan dengan teman, keluarga, atau bahkan membatalkan rencana secara tiba-tiba. Perubahan ini bukan sekadar keinginan untuk sendiri sesekali, melainkan perubahan perilaku signifikan yang terus berlanjut.
Tanda-tanda depresi dapat berkembang secara perlahan, membuatnya sulit untuk dikenali. Awalnya, seseorang mungkin masih terlibat dalam aktivitas sosial, namun intensitasnya semakin berkurang seiring waktu. Rasa enggan untuk berinteraksi dengan orang lain, bahkan yang paling dekat, menjadi semakin nyata seiring berjalannya waktu.
Isolasi sosial dapat memperburuk gejala depresi dan menghambat proses pemulihan. Dukungan sosial memainkan peran penting dalam membantu seseorang mengatasi depresi, oleh karena itu penting untuk mengenali tanda-tanda penarikan diri dan mendorong individu yang mengalaminya untuk mencari bantuan yang menyeluruh.