Volvo Memindahkan Produksi Mobil Listrik dari China ke Belgia untuk Hindari Kebijakan Uni Eropa
Volvo telah memutuskan untuk memindahkan proses produksi mobil listrik (electric vehicle/EV) buatan China ke Belgia sebagai langkah antisipasi terhadap kebijakan Uni Eropa (UE) yang akan menindak tegas mobil impor yang menerima subsidi dari pemerintah China.
Menurut laporan dari Market Screener pada Senin, produsen mobil yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Geely dari China sebelumnya sedang mempertimbangkan opsi untuk menghentikan penjualan mobil listrik buatan China ke Eropa jika kebijakan tarif diberlakukan.
Namun pada akhirnya, Volvo memutuskan untuk memindahkan produksi mobil mereka, terutama model EX30 dan EX90, dari China ke Belgia. Selain itu, produksi model Volvo tertentu yang dijual di Inggris juga dilaporkan akan dipindahkan ke Belgia.
Komisi Eropa, yang bertanggung jawab atas kebijakan perdagangan dari 27 negara anggota Uni Eropa, telah memulai investigasi tahun lalu terkait subsidi yang diberikan oleh pemerintah China kepada mobil listrik yang diproduksi di negaranya sendiri. Investigasi ini berpotensi menetapkan tarif tambahan.
Hubungan antara China dan Uni Eropa memanas karena berbagai faktor, termasuk dekatnya hubungan Beijing dengan Moskow setelah invasi Rusia ke Ukraina. Uni Eropa berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada China, terutama dalam hal bahan dan produk untuk transisi menuju lingkungan yang ramah.
Dengan langkah ini, Volvo berharap dapat terus beroperasi dengan lancar di pasar Eropa tanpa terganggu oleh kebijakan tarif yang diberlakukan oleh UE.