Kekosongan Emosional: Menemukan Pengobatan Melalui Musik

I Give, I Gave, band musik emo/math-rock Indonesia, telah merilis debut EP mereka yang berjudul “Relentless Adolescence”. EP ini berisi empat lagu yang mengeksplorasi tentang kejujuran emosional, kerentanan, dan proses refleksi diri, merekam gejolak batin anak muda yang tumbuh dalam dunia yang terasa berat. EP ini tidak hanya menciptakan nuansa emosional kuat dengan struktur lagu yang terinspirasi dari emo awal 2000-an tetapi juga menggabungkan melodi-melodi melankolis dengan energi katarsis yang menggambarkan perjalanan dari kehancuran ke proses bangkit kembali.

Diproduseri sendiri oleh band dan direkam di Bens and Co. Records, EP “Relentless Adolescence” menggabungkan akar-akar emo dan post-hardcore dengan sentuhan indie rock yang intim. I Give, I Gave berhasil menciptakan identitas musikal mereka sendiri yang berbeda dari band lain yang sejenis, dengan struktur lagu yang tak terduga. Lirik-lirik dalam lagu-lagu EP ini bersifat personal, berasal dari pengalaman dan luka yang pernah dirasakan, membentuk lagu-lagu yang penuh emosi dan kesedihan.

Mengambil nama ‘I Give, I Gave’ sebagai perwujudan perasaan terkuras secara emosional, band ini terdiri dari Gustmar Helmy (vokal), Rizky Marliansyah (gitar), Ari Zulhadi (bass), dan Iqbal Firdaus Putra (drum). Mereka tidak hanya membawa gelombang kenangan, tetapi juga mewakili suara generasi saat ini tentang kegelisahan, pencarian, dan usaha bertahan dalam EP “Relentless Adolescence” ini.

EP ini menjadi pernyataan sikap tentang masa remaja yang penuh emosi, yang mungkin menjadi soundtrack bagi mereka yang merasakan hal serupa. Dari setiap dentuman drum hingga irama gitar, lagu-lagu dalam EP ini menawarkan interpretasi personal dan mendalam tentang kehidupan remaja yang sulit.

Source link