Helaran Piala Presiden 2025 yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 6 hingga 14 Juli mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Menurut Ari Sumarto Taslim, seorang pengamat sosial dan olahraga, turnamen ini tidak hanya sekadar laga pemanasan tetapi merupakan momentum penting untuk menyatukan kembali bangsa melalui semangat sportivitas yang diusungnya.
Menurut Ari, kehadiran klub sepak bola luar negeri seperti Oxford United dari Inggris dan Port FC dari Thailand memberikan warna baru dan pengalaman berharga bagi pemain Indonesia. Kompetisi ini akan melibatkan enam tim peserta yang akan dibagi ke dalam dua grup, yaitu Grup A (Liga Indonesia All Star, Arema FC, Oxford United) dan Grup B (Persib Bandung, Dewa United, Port FC). Pertandingan akan dilangsungkan di Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Jakarta.
Ari menyatakan bahwa format turnamen yang padat namun singkat dapat dianggap sebagai keunggulan. Turnamen ini diharapkan menjadi tempat unjuk gigi bagi talenta muda dan sebagai bahan evaluasi awal bagi pelatih klub dalam menyusun strategi menuju Liga 1. Selain itu, keikutsertaan dalam Piala Presiden juga diharapkan mampu memberikan hiburan yang sehat bagi masyarakat di tengah kegiatan sehari-hari yang padat.
Lebih lanjut, Ari mengungkapkan bahwa Piala Presiden bukan sekadar sekadar kompetisi olahraga, melainkan juga sebagai ruang ekspresi nasionalisme melalui olahraga sepak bola. Ia berharap bahwa Piala Presiden 2025 dapat memperkuat semangat kebersamaan dan meningkatkan rasa bangga akan potensi Indonesia dalam kancah olahraga internasional. Sepak bola, menurutnya, memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang. Oleh karena itu, momen seperti ini harus dimanfaatkan bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai pengingat bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam dunia olahraga.