Gunung Rinjani, salah satu gunung tertinggi di Indonesia, terkenal sebagai tantangan yang menantang bagi para pendaki. Terdapat dua jalur utama pendakian, yaitu melalui Sembalun dan Senaru, yang keduanya menawarkan medan yang berat dan penuh tantangan.
Salah satu titik paling menantang di jalur pendakian menuju puncak Gunung Rinjani adalah Cemara Tunggal, atau dikenal juga sebagai Cemara Nunggal. Jalur sempit ini melintasi jurang dalam di kedua sisinya dan terdiri dari batu-batu berpasir. Banyak pendaki melaporkan kesulitan menjaga keseimbangan, terutama saat kondisi gelap dan angin kencang.
Menuju puncak, pendaki harus melalui medan pasir curam yang membuat langkah sering tergelincir. Beberapa pendaki bahkan menggambarkan perjalanan mereka ke puncak Rinjani sebagai lebih berat dibandingkan pendakian di Annapurna, Nepal. Selain itu, puncak Gunung Rinjani sangat sempit, sehingga pendaki harus saling bergantian untuk menikmati pemandangan dari atas.
Jalur pendakian dari Senaru juga memiliki tantangan tersendiri, seperti tanjakan curam dengan kemiringan mencapai 45 derajat yang dikenal sebagai “Letter E”. Jalur ini menjadi licin dan berbahaya saat musim hujan, namun banyak pendaki memilihnya untuk menuju Danau Segara Anak.
Bagi pendaki yang turun ke Danau Segara Anak melalui jalur Senaru atau Sembalun, harus berhati-hati dengan batuan curam dan licin, terutama saat musim hujan. Selain medan yang sulit, cuaca di Gunung Rinjani juga tak terduga, dengan suhu bisa mencapai 30°C di siang hari dan turun drastis hingga 5°C di malam hari, ditambah dengan angin kencang. Hal ini membuat BTGR seringkali menutup jalur pendakian saat musim hujan untuk menghindari risiko longsor.
Gunung Rinjani memang menawarkan keindahan alam yang memesona, namun juga menyimpan bahaya dan tantangan yang perlu diwaspadai oleh setiap pendaki yang ingin menaklukkan gunung ini.