Analisis Descartes: Pandangan Singkat tentang Teori SPRINTS

SPRINTS, band garage punk yang berasal dari Dublin, baru saja merilis video musik untuk single terbaru mereka yang berjudul “Descartes” sebagai bagian dari persiapan menuju perilisan album kedua, ‘All That Is Over’. Video ini disutradarai oleh Niamh Bryson dan ditandai dengan visual yang intens, pencahayaan dramatis, dan estetika gritty yang mencerminkan energi khas dari SPRINTS.

Single “Descartes” berdurasi sekitar 3 menit dan terinspirasi oleh novel “Outline” karya Rachel Cusk, dengan salah satu kutipannya yang menjadi inspirasi utama, yaitu “vanity is the curse of our culture”. Vokalis band, Karla Chubb, mengungkapkan bahwa lagu ini lahir dari inspirasi saat membaca kutipan tersebut di pesawat dan mengutarakan pentingnya menulis dan menciptakan sebagai bentuk bertahan hidup, bukan hanya sekadar ekspresi artistik.

Musik dari “Descartes” ditandai dengan distorsi gitar yang tebal, ritme yang eksplosif, dan vokal yang penuh semangat, mengikuti karakteristik yang sudah mereka tampilkan sejak album debut ‘Letter to Self’ pada tahun 2024. Dalam video musik ini, tergambar sisi visceral dari SPRINTS: energi yang meluap, visual yang intens, dan sensasi ingin meledak.

Album ‘All That Is Over’ dijadwalkan untuk rilis pada tanggal 26 September 2025 melalui City Slang dan Sub Pop, memberikan janji akan perpaduan riff tajam dan lirik reflektif yang mencerminkan keadaan masyarakat saat ini. Karla Chubb menyatakan bahwa “Descartes” merupakan sebuah manifesto, jeritan eksistensial dari generasi yang mencoba memahami dunia melalui kata dan musik, menunjukkan bahwa menulis adalah bentuk pemahaman diri dan realitas yang terus berubah.

Untuk menonton video musik “Descartes”, dapat dilihat melalui kanal Youtube resmi SPRINTS.

Source link