Album terbaru dari Mary Sue, berjudul ‘Porcelain Shield, Paper Sword’, menampilkan pendekatan yang berani dalam eksperimen musik dengan menggabungkan hip-hop abstrak, suara Asia Tenggara, jazz, dan blues. Kolaborasi dengan Clementi Sound Appreciation Club, grup musisi muda Singapura, menghasilkan album yang dirilis di bawah label Rucksack Records dan La Munai Records. Inspirasi dari boom bap era 90-an dan pengaruh musik underground memberikan warna pada lirik yang peka, tanpa terkesan menggurui. Mary Sue mengambil inspirasi dari album ‘Eastern Medicine, Western Illness’ karya Preservation untuk mengeksplorasi suara dan cerita-cerita abstrak dengan tonggak narasi yang berbeda dari album sebelumnya. Album ini menyorot tema ketegangan antara amarah dan kebijaksanaan spiritual kuno, mengajak pendengar untuk mempertanyakan makna di tengah kompleksitas dunia modern. Dengan sedikit sampel, Mary Sue lebih menekankan elemen baru untuk menciptakan identitas musik yang unik, menampilkan perpaduan antara budaya Barat dan filsafat Timur. ‘Porcelain Shield, Paper Sword’ mempertaruhkan batas-batas musik hip-hop live dengan tekstur yang liar dan tak terduga, mengundang pendengar untuk meresapi setiap lapisannya dengan penuh perhatian. Lirik album tersedia untuk dipahami lebih dalam, menawarkan tema-tema tentang bertahan hidup dan menyusuri realitas dunia yang semakin terpecah.