Pada 20 Juni 2025, Alfian Emir Adytia, lebih dikenal dengan nama panggung Emir Cello, merilis album terbarunya yang berjudul ‘Decolmuseum’. Dalam album ini, Emir mempersembahkan karya musik cello prog-rock penuh eksplorasi dengan tema sejarah kolonial, refleksi terhadap era hiper-kapitalisme, dan pencarian makna eksistensial manusia.
Latar belakang dari ‘Decolmuseum’ adalah pengalaman Emir ketika mengunjungi museum-museum yang menampilkan artefak peninggalan leluhurnya. Arahan ini memicu kesadaran dalam dirinya akan cerita yang terpendam dalam setiap benda eksponat, dan inilah yang menjadi inspirasi utama dalam pembuatan album tersebut.
Proses penciptaan ‘Decolmuseum’ dilakukan secara mandiri oleh Emir dengan semangat independensi yang kuat. Dari demo hingga produksi soniknya, Emir bekerja sama dengan produser Kaan Yazici dan mendapatkan dukungan dari kampanye pendanaan bersama. Hal ini memungkinkan Emir untuk mengekspresikan kreativitasnya tanpa batasan industri musik.
Musikalitas ‘Decolmuseum’ menggabungkan elemen-elemen rock, metal, cello klasik, serta nuansa musik tradisional Indonesia. Selain dari sisi sonik, album ini juga membawa pesan kultural yang kuat, salah satunya dengan mengangkat kembali warisan musik keroncong yang terpinggirkan.
Selain dalam format digital, Emir juga merilis album ini dalam bentuk fisik. Mulai dari vinyl terbatas, kaset dengan bonus track, hingga buku foto-esai yang mendalami kisah di balik lagu-lagu ‘Decolmuseum’.
Melalui ‘Decolmuseum’, Emir Cello hadir sebagai seniman yang menantang batasan genre musik. Ia memberikan ruang bagi pendengar untuk merenungkan luka sejarah, mempertanyakan narasi budaya, dan membayangkan kemungkinan baru melalui perpaduan tradisi musikal yang unik.
Dalam keseluruhan album, ‘Decolmuseum’ bukan hanya sekadar karya musik, tetapi juga merupakan sebuah pengingat bahwa dekolonisasi budaya bisa dimulai dari ruang paling intim, termasuk struktur lagu dan keberanian untuk mengekspresikan diri tanpa terikat pada norma yang ada.