Black Horses, band yang masih setia dengan nuansa rock era 70-an, memulai babak baru dalam perjalanan musik mereka dengan merilis single berbahasa Indonesia berjudul “Tirani Tua”. Lagu ini tidak hanya menjadi pembuka era kreatif yang lebih dekat dengan identitas lokal, tetapi juga sebagai bentuk protes terhadap sistem kekuasaan yang dianggap menindas suara generasi. Single ini dijadwalkan rilis secara luas pada 16 Mei 2025 dan menjadi pintu gerbang menuju EP perdana dengan keseluruhan bahasa Indonesia yang direncanakan untuk rilis pada bulan Agustus mendatang.
“Tirani Tua” dijelaskan sebagai teriakan kegelisahan terhadap tirani kekuasaan yang keras kepala, sistem usang yang stagnan, dan kompleksitas dunia yang dihadapi generasi muda. Lirik lagu ini mengajukan pertanyaan kritis: sampai kapan harus tunduk? Vokalis Black Horses, Oscario, menjelaskan bahwa lagu ini lahir dari frustrasi terhadap kondisi sosial-politik yang tidak seimbang dan merupakan seruan untuk berani bersuara dan melawan ketidakadilan.
Selain menjadi eksperimen linguistik, perubahan bahasa dalam karya tersebut merupakan upaya untuk mendekatkan pesan dengan budaya lokal pendengar. Black Horses ingin lebih jujur dan autentik dengan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai medium untuk menyentuh hati nurani anak bangsa yang mungkin terasing oleh bahasa asing. Mereka juga menegaskan komitmen untuk tidak dibatasi oleh genre atau ekspektasi pasar.
Dengan identitas yang memadukan rock klasik era 70-an dengan sentuhan modern, Black Horses membuktikan bahwa rock klasik tetap relevan di dunia musik saat ini. EP mendatang yang akan dirilis pada Agustus 2025 dianggap sebagai proyek pribadi band tersebut yang akan mengangkat tema kritik sosial, humanisme, dan refleksi atas kompleksitas zaman. FireFly Records menyambut langkah ini sebagai upaya berani untuk memperluas pesan mereka tanpa kehilangan inti rock yang menjadi identitas mereka.
Dengan “Tirani Tua”, Black Horses tidak hanya memperkuat posisi mereka sebagai penghubung antargenerasi, tetapi juga membuktikan bahwa rock ‘n’ roll tetap menjadi alat yang kuat untuk membangkitkan semangat perlawanan. Semua orang kini menanti apakah teriakan ini akan mengguncang menara kekuasaan yang terdiam.