Slow Mass, sebuah grup musik asal Chicago, kembali menarik perhatian dunia musik alternatif dengan mengumumkan perilisan album terbaru mereka yang berjudul ‘Low on Foot’. Album ini direncanakan akan dirilis pada 16 Mei melalui label independen Landland Colportage. Sejak 2016, Slow Mass telah ada dan telah merilis beberapa karya seperti EP debut ‘Treasure Pains’, album penuh ‘On Watch’, ‘Music for Rest’, dan EP ‘Drift Themes’. Mereka terus berevolusi menjadi sebuah kolektif dengan tujuh anggota yang menciptakan musik eksperimental, dreamy, dan kompleks.
Sebelum perilisan album, Slow Mass telah merilis beberapa single seperti “Hogtied”, “Blur”, dan “Freeze Frame”. Lagu terbaru mereka sebelum album dirilis adalah “Hell is Earth” yang menampilkan atmosfer kelam dan suara membius. Dentuman drum dan lapisan gitar yang kompleks menciptakan struktur sonik yang padat dan keras. Meskipun begitu, vokal lagu tetap lembut dan melodis, memberikan sentuhan hangat di tengah keseluruhan suasana gelap.
Lirik lagu “Hell is Earth” mengkritik budaya kebohongan dan kepalsuan di tengah krisis global. Lagu ini menggambarkan kritik terhadap dunia yang terus berputar meski mengalami kehancuran, baik fisik maupun moral. Dave Collis, vokalis dan gitaris Slow Mass, menjelaskan bahwa lagu ini terinspirasi oleh frustrasi terhadap aktivisme permukaan yang saat ini terjadi. Dia menyoroti bagaimana banyak media hanya memperbesar isu kecil demi mendapatkan perhatian dan rating, serta bagaimana simbol solidaritas seringkali hanya menjadi tren sementara di media sosial.
Dalam sebuah pernyataan, Collis mengungkapkan bahwa isu di lagu ini personal bagi mereka, terutama karena hubungan pribadi mereka dengan konflik di Ukraina. Video musik “Hell is Earth” juga telah dirilis bersamaan dengan pengumuman tur mereka yang akan segera diumumkan. Dengan tema yang kontroversial namun relevan, Slow Mass terus menunjukkan eksperimen dan pengembangan dalam musik mereka, menarik perhatian para penggemar musik alternatif.