Setelah beberapa tahun vakum, unit post-rock skramz legendaris dari Yogyakarta, LASTKISSTODIEOFVISCEROTH (LKTDOV), akhirnya memutuskan untuk kembali aktif di akhir 2023. Band yang telah berdiri sejak 2008 ini menghidupkan kembali formasi awal mereka, walaupun tanpa kehadiran bassis pendiri, Gatot, yang memilih fokus pada keluarga. Kembalinya LKTDOV ditandai dengan semangat kolaborasi, materi baru, dan serangkaian penampilan spesial yang mengingatkan penggemar akan eksistensi mereka di dunia musik independen.
Dengan formasi klasik tahun 2008 yang terdiri dari Justiawan Yudha “Bogek” (gitar), Ariyo Pancala “Penyok” (drum), dan Indra Menus (vokal), LKTDOV kembali melengkapi diri dengan dua anggota tambahan dari era album debut mereka ‘All We Have Left is a Memory of Yesterday‘ (2011): Wisang (gitar utama) dan Wahyu Septian (synth). Keduanya, yang kembali ke Jogja untuk menempuh studi S2, membawa nuansa nostalgia sekaligus dinamika baru.
Momentum kembalinya LKTDOV tidak luput dari perhatian Cherrypop Fest 2023, yang mengundang mereka tampil di hari kedua festival. Penampilan tersebut menjadi istimewa karena menampilkan set lengkap dari album debut, dengan kehadiran Okta, bassis era ‘All We Have Left…’, yang kini bermukim di Salatiga. Namun, kolaborasi dengan Okta hanya bersifat sementara, karena LKTDOV sudah memulai proses kreatif dengan bassis baru, Aditya Fauzan Adrian (Catsholic/Anamnese).
Tak berhenti di situ, LKTDOV mulai merancang materi baru yang lebih eksperimental. Melalui serangkaian workshop intensif, mereka melahirkan tiga lagu baru yang memasukkan elemen di luar pakem post-rock dan skramz. Proses rekaman mini album ‘Self-Titled’ mereka di Jogja Audio School adalah yang paling panjang dalam sejarah diskografi LKTDOV. Empat lagu, termasuk tiga lagu baru dan satu akustik, diproduksi dengan kualitas optimal untuk rilisan vinyl.
EP ‘Self-Titled’ LASTKISSTODIEOFVISCEROTH akan dirilis dalam berbagai format, dimulai dengan rilis digital pada 25 April 2025 di berbagai platform musik. Kembalinya LKTDOV bukan hanya nostalgia, melainkan bukti evolusi musikal dan komitmen untuk bereksperimen. Dengan energi baru dan kolaborasi lintas generasi, mereka siap menorehkan babak baru dalam perjalanan karir mereka, tanpa kehilangan identitas musikal asli.
