Bon Iver meresmikan era baru dalam perjalanan musiknya dengan merilis album terbaru berjudul ‘SABLE, fABLE’. Album ini menandai kembalinya proyek musik yang diketuai oleh Justin Vernon setelah enam tahun tanpa rilis studio. Dirilis melalui label Jagjaguwar, ‘SABLE, fABLE’ bukan hanya sebagai tanda kebangkitan Bon Iver tetapi juga sebagai representasi perjalanan emosional dan kesembuhan diri yang kompleks. Dengan dua belas lagu, Bon Iver mengeksplorasi berbagai aspek cinta, transformasi pribadi, dan pertemuan mata yang sarat dengan makna.
Album ini terbagi menjadi dua sisi emosional: ‘SABLE’ yang mencerminkan kegelapan, dan ‘fABLE’ yang mengisyaratkan harapan dan cahaya. ‘SABLE, fABLE’ secara naratif dan musikal menjadi kisah tentang seseorang yang mengalami perpecahan batin dan mencoba menyatu kembali dalam versi yang lebih utuh. Setiap lagu merupakan bagian dari proses itu — dari kehancuran, penyesalan, hingga penemuan makna baru.
Dalam bagian ‘SABLE’, Bon Iver mengajak pendengarnya merasakan ruang gelap yang dipenuhi rasa takut dan kehilangan. Lagu-lagu seperti “Everything is Peaceful Love” menggambarkan peralihan dari penderitaan menuju kebahagiaan yang tenang, sementara “Walk Home” mengekspresikan keinginan yang meluap-luap. “If Only I Could Wait” membahas tentang kesabaran dan kekuatan untuk tumbuh menjadi versi terbaik diri sendiri — sebuah refleksi jujur dari proses kesembuhan yang tidak instan.
Ketika memasuki ‘fABLE’, pendengar disuguhkan dengan energi baru yang lebih terbuka. Bon Iver seolah membuka jendela ke dalam ruang batin yang sebelumnya tertutup rapat. Namun seperti fabel pada umumnya, kisah dalam ‘SABLE, fABLE’ bukanlah tentang akhir bahagia yang pasti. Lagu penutup, “There’s A Rhythmn”, menunjukkan bahwa meskipun melewati kegelapan, bekasnya tetap ada. Bon Iver memilih untuk mengenang daripada melupakan, menjadikan pengalaman tersebut sebagai bagian dari perjalanan ke masa depan yang belum pasti, namun tetap dijalani dengan niat dan harapan.
Dalam rangka memperingati perilisan album ini, Bon Iver berkolaborasi dengan berbagai merek secara global. Kolaborasi ini bertujuan untuk menghadirkan ‘SABLE, fABLE’ sebagai sebuah pengalaman yang lebih luas daripada sekadar album musik. Di Indonesia, kolaborasi khusus dilakukan dengan HATS Bar & Sorbet di kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Melalui menu spesial, pengunjung dapat menikmati sorbet cranberry dan crysanthemum bernama SABLE BLOOM, serta cocktail fABLE FIZZ yang menggabungkan gin, soda semangka, serai, dan citrus buatan rumah, lengkap dengan sorbet sebagai float. Mocktail fABLE FIZZ juga tersedia untuk yang tidak mengkonsumsi alkohol.
Kolaborasi ini hanya tersedia pada tanggal 11 hingga 13 April dengan bonus merchandise Bon Iver untuk pembeli selama persediaan masih ada. Selain itu, pengunjung juga berkesempatan untuk mengikuti undian piringan hitam ‘SABLE, fABLE’ dengan lagu-lagu dari album ini mengiringi suasana HATS sepanjang kolaborasi berlangsung.
Bon Iver juga menggelar sesi dengar istimewa yang dinamakan “fABLE, sPACEs”, dua hari sebelum perilisan album. Menggunakan teknologi berbasis lokasi, penggemar dapat mendengarkan ‘SABLE, fABLE’ secara eksklusif di taman-taman tertentu di berbagai negara. Di Jakarta, GBK City Park menjadi lokasi untuk mendengarkan album ini selama tiga jam penuh. Konsep ini meneruskan pendekatan unik yang sebelumnya telah dilakukan Bon Iver pada album ’22, A Million’ (2016) dan ‘i,i’ (2019). Namun kali ini, mereka mengajak pendengar keluar rumah — ke taman, ke ruang terbuka hijau — untuk selaras dengan tema album tentang koneksi, harapan, dan perjalanan dari keterasingan menuju kedekatan.
Selain Jakarta, taman-taman ikonik di Asia juga dipilih sebagai lokasi sesi dengar ini, termasuk KLCC Park di Kuala Lumpur, The Meadow @ Gardens by the Bay di Singapura, Daan Park di Taipei, Lumphini Park di Bangkok, dan UP Sunken Garden di Manila. ‘SABLE, fABLE’ diproduseri oleh Justin Vernon dan Jim-E Stack, dengan kolaborator seperti Jacob Collier, Jenn Wasner, Kacy Hill, Dijon, MonoNeon, Rob Moose, dan Tobias Jesso Jr. Proses rekaman dilakukan di studio April Base milik Vernon, dengan proses mastering oleh Heba Kadry. Art direction album ini dilakukan bersama Ruben Nusz dan Miles Johnson.
Dengan ‘SABLE, fABLE’, Bon Iver tidak hanya menawarkan pengalaman lintas emosi, ruang, dan medium, tetapi juga sebuah langkah besar dari sebuah proyek musik yang terus bertransformasi, bereksperimen, dan mencari makna baru dari kehidupan.