Gerakan Arunika DeathVoice: Angin Perubahan!

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Di tengah dominasi musik keras seperti hardcore dan pop punk di Tuban, DeathVoice menghadirkan perubahan dengan merilis single “Arunika”. Lagu ini menjadi simbol perlawanan dan tekad mereka untuk menumbuhkan akar Hip-Hop di kota kecil tersebut. Sebelumnya, minim sekali upaya untuk mengembangkan suara Hip-Hop di Tuban, namun DeathVoice ingin menjadi pionir yang membawa genre ini ke tanah kelahiran mereka.

Lirik “Arunika” mencerminkan semangat perjuangan DeathVoice, dari membangun dari nol, melawan keraguan, hingga menciptakan ruang bagi suara yang terpinggirkan. Mereka menyatakan dalam lagu bahwa mereka terinspirasi oleh era keemasan Hip-Hop yang fokus pada skill dan lirik bermutu, bukan hanya mengikuti tren.

Tidak hanya sebatas menciptakan musik, DeathVoice ingin membawa gerakan kebudayaan Hip-Hop ke Tuban. Mereka berkomitmen untuk melanjutkan semangat rapper underground Julian Sadam dan menyuarakan suara anak muda yang merasa tak didengar. Dengan lagu “Arunika”, mereka ingin memulai gerakan kebudayaan Hip-Hop di Tuban yang semakin tak terbendung.

Meski Tuban sering dianggap tertinggal dalam kreativitas musik, DeathVoice percaya bahwa “Arunika” bisa menjadi pemantik untuk meraih ketertinggalan. Mereka ingin membuktikan bahwa kota kecil pun bisa berkontribusi pada budaya Hip-Hop. Dukungan semakin terlihat dengan rencana merilis single “Muqadimah” oleh musisi asal Tuban, Lost Control, yang menjadi penanda bahwa gerakan Hip-Hop di Tuban semakin berkembang.

Dari kota kecil Tuban, DeathVoice membuktikan bahwa Hip-Hop bukan hanya soal genre musik, tetapi juga tentang bagaimana musik bisa menjadi medium untuk menyatukan suara-suara terpinggirkan. Melalui lagu “Arunika”, mereka berharap bisa membawa perubahan yang bermakna dan membawa cahaya dalam kegelapan.

Source link

- Advertisement -