Lagu Kritik Sosial Negeri Yang Buta: Analisis dan Maknanya

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

ANTIDEOLOGI, band punk rock asal Bandung, kembali membuat gebrakan dengan merilis karya terbaru berjudul “Negeri yang Buta”. Lagu ini tidak hanya dikenal dengan melodi energiknya, tetapi juga lirik tajam yang mengkritik kondisi sosial di Indonesia. ANTIDEOLOGI menggunakan lagu ini sebagai media untuk mencerminkan ketimpangan sosial, mahalnya biaya pendidikan, dan ketidakadilan yang masih dialami oleh sebagian besar masyarakat. Melalui lagu ini, mereka berusaha membuka mata publik terhadap pentingnya keadilan sosial dan sistem yang inklusif.
ANTIDEOLOGI menyoroti ironi di balik “buta”nya bangsa terhadap masalah struktural di negara ini, seperti kesenjangan pendidikan dan minimnya perhatian terhadap suara generasi muda. Lagu ini juga menjadi simbol kegelisahan terhadap sistem yang dianggap kurang mendukung kelompok rentan. Dalam lirik lagu yang provokatif, mereka menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk menciptakan perubahan yang lebih baik.
Sebagai band yang terkenal dengan lagu-lagu yang kontroversial, ANTIDEOLOGI (yang terdiri dari Imam, Kiwens, Ricky, dan Andre) telah aktif sejak tahun 2020. Mereka sebelumnya telah merilis album perdana “Setara” dan beberapa single lainnya yang menyentuh isu-isu sosial dan politik di Indonesia. Saat ini, band ini tengah menggarap album kedua yang dijanjikan akan lebih matang baik dari segi lirik maupun musik.
Dengan semangat punk rock yang kental, ANTIDEOLOGI berkomitmen untuk tetap menjadi suara bagi kaum marginal dan mengajak anak muda untuk peduli terhadap kondisi sosial-politik di Indonesia. Melalui lagu “Negeri yang Buta”, mereka berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk ikut bertanggung jawab dalam membangun negara yang lebih adil dan berempati. ANTIDEOLOGI membuktikan bahwa musik tetap menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan pesan perlawanan dan harapan.

Source link

- Advertisement -