Dua ikon kreatif asal Yogyakarta, yaitu Shaggydog dan Dagadu telah mengumumkan kolaborasi spesial melalui rilisan vinyl eksklusif dan merchandise bertema album ‘Kembali Berdansa’. Album yang pertama kali dirilis pada tahun 2006 ini telah diakui sebagai salah satu dari “150 Album Indonesia Terbaik” versi majalah Rolling Stone Indonesia. Kolaborasi ini merupakan hasil dari visi kedua pihak untuk menggabungkan musik dan desain visual, sekaligus merayakan nostalgia akan album tersebut yang terdiri dari 10 lagu. Vinyl ‘Kembali Berdansa’ akan dirilis ulang oleh DoggyHouse Records dalam format 12” 180 gram berwarna biru, dengan desain gatefold yang terinspirasi dari sampul CD versi lama. Produksi vinyl ini terbatas hanya pada 100 keping dan dilakukan oleh PHR Pressing, pabrik piringan hitam yang berbasis di Tangerang.
Selain vinyl, kolaborasi ini juga menawarkan paket bundling eksklusif yang berisi kaos dan tote bag dengan desain khas Dagadu yang terinspirasi dari artwork album. Semua produk akan dijual terbatas melalui Doggyshop Jogja, marketplace Dagadu, dan situs dagadu.co.id mulai 26 Maret 2025. Peluncuran vinyl ini akan diadakan di Milli Sayidan (Yogyakarta) pada pukul 14.00 WIB, dengan acara seperti spinning vinyl oleh Dub Dee T, listening session, penjualan perdana, dan sesi penandatanganan oleh Shaggydog. Beberapa lapak fisik seperti Retroactive, Limunlownoise, Toko Musik Luwes, Altarapokalips, dan Gimme Gimme Rekords juga turut merilis koleksi terbaru mereka dalam acara tersebut.
Heruwa, vokalis Shaggydog, menyatakan keantusiasannya atas kolaborasi ini sebagai wujud komitmen bersama Dagadu untuk menciptakan karya unik yang memberikan nilai tambah bagi pecinta musik dan seni di Indonesia. Direktur Dagadu, Mia Argianti, menegaskan bahwa kolaborasi ini adalah gabungan dari dua identitas ikonik Yogyakarta yang ingin menyebarluaskan semangat kreativitas Jogja ke seluruh Indonesia. Melalui kolaborasi ini, Shaggydog dan Dagadu tidak hanya menghidupkan kembali kenangan akan album ‘Kembali Berdansa’, tetapi juga menawarkan karya fisik yang menjadi simbol persilangan antara musik, seni, dan budaya lokal. Dengan produksi terbatas, koleksi ini diprediksi akan menjadi daya tarik bagi kolektor dan pecinta musik vinyl di Indonesia.
