Penemuan Menjanjikan: Triennium Curse dan Ujian Manusia

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Band hardcore CALLOUSED asal Tasikmalaya, Jawa Barat, kembali merilis single terbaru berjudul “Triennium Curse”. Lagu ini telah tersedia di berbagai platform musik digital, mengundang pendengar untuk meresapi pengalaman terjebak dalam penderitaan selama tiga tahun—sebuah periode yang disebut sebagai “kutukan yang menguji batas kemanusiaan”. Single ini merupakan karya kedua setelah “Unchained Wolves” (2024), yang semakin memperkuat identitas musikal gelap, penuh amarah, dan sarat pesan sosial dari CALLOUSED. “Triennium Curse” menggambarkan realitas pahit yang banyak dialami orang, terutama saat menghadapi perubahan drastis, ketidakpastian, dan waktu yang merusak segalanya. Lirik-liriknya mengungkapkan konflik, kesedihan, dan ketidakadilan yang menggerogoti jiwa manusia di tengah dunia yang dipenuhi oleh keserakahan. Dari segi aransemen, lagu ini menghadirkan atmosfer suram melalui perpaduan riff gitar tegas, bass berfrekuensi rendah, pola drum agresif, dan vokal penuh kemarahan yang menyatu dengan lirik. CALLOUSED menciptakan medan perang musikal di mana setiap instrumen mencerminkan gejolak batin dan perlawanan terhadap tekanan eksternal, menjadikan lagu ini pengalaman mendalam bagi pendengar. Vokalis CALLOUSED, Izal, mengungkapkan bahwa “Triennium Curse” terinspirasi dari situasi global dan personal yang terperangkap dalam siklus penderitaan yang seolah tak berujung. Mereka menciptakan ketegangan musikal dengan bermain dinamika yang ekstrem sebagai metafora dari kehidupan itu sendiri. Dengan kombinasi emosi, ketegasan, dan kesatuan antar anggota, CALLOUSED telah menunjukkan konsistensi dalam menyuarakan kegelisahan generasi melalui musik keras dan filosofis, menjadikan mereka salah satu suara paling vokal dalam scene hardcore Indonesia. “Triennium Curse” bukan hanya memperluas portofolio musik mereka, tetapi juga mengukuhkan posisi mereka sebagai band yang menghadirkan refleksi mendalam tentang manusia dan dunianya yang rapuh.

- Advertisement -