Boikot produk Israel telah menjadi topik sensitif dan kontroversial di kancah internasional. Beberapa negara, termasuk Indonesia, mulai melakukan kampanye memboikot produk-produk Israel sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Israel di Palestina. Serangan Israel terhadap Gaza meningkatkan jumlah korban tewas, mencapai sekitar 30.000 jiwa dari tahun 2023 hingga 2024. Kampanye boikot ini mencapai platform media sosial dengan tagar #AllEyesOnRafah yang mendapat respons luas.
Masyarakat yang peduli terhadap Palestina mulai menerapkan aksi boikot terhadap produk-produk Israel sebagai bentuk dukungan. Meskipun dampak ekonomi dari boikot tidak membuat Israel jatuh miskin, aksi tersebut berdampak pada penurunan kunjungan dan tenaga kerja di restoran-restoran Israel. Sejumlah perusahaan di Indonesia juga merasakan dampak serupa akibat boikot produk Israel, seperti produktivitas dan pendapatan yang terpengaruh.
Namun, aksi boikot produk Israel memberikan kesempatan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia untuk meningkatkan keuntungan. Masyarakat Indonesia mulai beralih ke produk-produk lokal atau UMKM sebagai alternatif atas produk-produk Israel. Hal ini memberikan peluang besar bagi UMKM di Indonesia untuk meningkatkan penjualan dan merangsang perekonomian nasional. Dengan mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri, terutama dari Israel, dapat membantu memajukan UMKM dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kontribusi kita dalam boikot produk Israel tidak hanya membantu Palestina tetapi juga turut mendukung UMKM serta perekonomian Indonesia secara keseluruhan.