Al-Maqrizi, Sejarawan dan Pemikir Ekonomi Islam abad Pertengahan yang Relevan hingga Kini
Al-Maqrizi, seorang sejarawan dan pemikir ekonomi Islam abad pertengahan, dikenal sebagai tokoh yang gagasan-gagasannya masih relevan hingga saat ini. Nama lengkapnya adalah Taqiyuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Ali bin Abdul Qadir Al-Husaini, lahir di Kairo pada tahun 766 H. Al-Maqrizi berasal dari keluarga sederhana namun sangat menghargai ilmu pengetahuan. Berkat perjalanannya menimba ilmu dari banyak ulama, termasuk Ibnu Khaldun, Al-Maqrizi berkembang menjadi cendekiawan yang memberikan kontribusi besar dalam bidang ekonomi dan sejarah.
Awal karier Al-Maqrizi dimulai sebagai pegawai di pemerintahan Dinasti Mamluk, di mana ia menjabat sebagai muhtasib di Kairo dan pelaksana administrasi wakaf di Damaskus. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam mengenai dinamika pasar, perdagangan, dan peredaran uang, serta mengokohkan analisisnya mengenai krisis ekonomi, terutama selama masa pemerintahan Dinasti Mamluk Burji.
Al-Maqrizi dikenal sebagai penulis produktif dengan lebih dari seratus karya, termasuk buku monumental Ighatsah Al-Ummah bi Kasyf Al-Ghummah yang membahas krisis ekonomi dan inflasi, serta mengkritik kebijakan moneter Dinasti Mamluk yang dianggap merusak stabilitas ekonomi Mesir.
Dalam pemikiran ekonominya, Al-Maqrizi mendalami konsep uang, analisis inflasi, dan mengkritik kebijakan moneter. Kontribusi pemikirannya dalam mendefinisikan penyebab inflasi, baik alamiah maupun karena kesalahan manusia, dapat dianggap sebagai fondasi pemahaman ekonomi modern. Selain itu, warisannya memberikan pelajaran penting bahwa kebijakan ekonomi harus berpihak pada keadilan dan kesejahteraan rakyat, menjadi inspirasi dalam kajian ekonomi Islam maupun global.
Al-Maqrizi adalah bukti bahwa intelektual Muslim abad pertengahan mampu memberikan kontribusi signifikan yang relevan dengan ekonomi masa kini. Pemikirannya layak dijadikan referensi untuk pemecahan masalah ekonomi yang kompleks.