Tradisi Nyorog atau tukar rantang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Betawi selama bulan Ramadan. Masyarakat Betawi akan saling berbagi makanan menggunakan rantang, wadah makanan bertingkat yang terbuat dari aluminium atau logam. Biasanya, tradisi ini dilakukan antara tetangga atau anggota keluarga sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang. Makanan khas Betawi seperti opor ayam, kari ayam, ketupat ketan, dodol, semur jengkol, dan kue cubit sering dibagikan melalui rantang ini. Tujuan dari tradisi ini bukan hanya untuk berbagi makanan, tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial dan menjaga keharmonisan antar sesama.
Salah satu tradisi unik lainnya di Betawi adalah Kebo Andilan, di mana masyarakat melakukan arisan atau patungan untuk membeli kerbau yang kemudian digembalakan menjelang bulan Ramadan. Setelah dipelihara dan diberi makan, kerbau ini akan disembelih menjelang Lebaran dan dagingnya dibagikan kepada seluruh anggota yang berpartisipasi dalam patungan. Meskipun tradisi ini semakin langka karena perkembangan zaman dan keterbatasan lahan, beberapa komunitas Betawi masih mencoba mempertahankannya.
Tradisi Silaturahmi Sepekan juga merupakan bagian penting dari budaya Betawi, terutama di Cengkareng, Jakarta Barat. Masyarakat akan saling bersilaturahmi selama tujuh hari setelah Lebaran dengan mengunjungi rumah kerabat dan teman. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk menjaga hubungan kekeluargaan, mempererat tali silaturahmi, serta membangun kedekatan antar masyarakat. Meski dengan rutinitas pekerjaan yang padat, tradisi ini tetap dijaga karena memiliki nilai sosial yang tinggi dalam mempererat persaudaraan di masyarakat Betawi.