Salah satu temuan penting dalam penelitian ini adalah bahwa urutan pertanyaan yang diajukan dapat memengaruhi respons dari orang yang diajak bicara. Untuk membangun kepercayaan, kedekatan, dan intimasi, percakapan harus dimulai dengan pertanyaan yang relatif sederhana dan tidak terlalu pribadi, sebelum beralih ke pertanyaan yang lebih dalam.
Misalnya, jika baru dikenalkan dengan seseorang, jangan langsung menanyakan tentang ketakutan terbesar atau penyesalan terbesar dalam hidupnya. Pertanyaan ini dapat membuat mereka merasa tidak nyaman.
Sebelum membahas hal-hal yang lebih dalam, penting untuk membangun koneksi terlebih dahulu. Mulailah dengan pertanyaan sederhana, seperti asal daerah, hobi, atau apakah mereka memiliki hewan peliharaan. Kemudian secara bertahap, pertanyaan dapat berubah menjadi lebih pribadi.
Pertanyaan tindak lanjut adalah alat yang sangat berharga ketika ingin memberikan kesan yang baik kepada seseorang. Pertanyaan ini menunjukkan ketertarikan terhadap orang yang diajak bicara. Selain itu, pertanyaan tindak lanjut juga membuka ruang untuk percakapan yang lebih tulus dan mendalam, bukan hanya sekadar tukar-menukar pertanyaan dan jawaban satu kalimat yang cepat dan kaku.
Beberapa contoh pertanyaan tindak lanjut yang dapat digunakan untuk melancarkan percakapan dan menciptakan kesan sebagai orang yang disukai adalah:
– “Bisakah Anda ceritakan lebih lanjut tentang…?”
– “Mengapa Anda berpikir begitu?”
– “Apa maksud Anda dengan…?”
– “Bagaimana dengan Anda?”
Pastikan Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dengan nada yang santai. Anda tidak ingin terdengar seperti seorang pewawancara, tetapi lebih seperti seseorang yang tertarik untuk mengenal orang tersebut dengan lebih baik.