Synchronize Fest 2024 Berjalan Lancar dan Padat dengan Partisipasi Besar Masyarakat

Hari kedua Synchronize Fest 2024 berlangsung sukses dengan antusiasme penonton yang semakin meningkat. Begitu gerbang dibuka pada pukul 13.30 WIB, kerumunan mulai memadati area festival, menunjukkan peningkatan jumlah pengunjung yang tak sabar untuk menikmati hari penuh musik dan hiburan.

Dalam dua jam pertama, festival ini langsung menampilkan penampilan dari beberapa nama besar yang telah dinantikan oleh para penggemar.

Di District Stage, Sal Priadi dan Fourtwnty membuka dengan penampilan yang energik, diikuti oleh The Adams yang mengguncang Dynamic Stage. Di sisi lain, Ziva Magnolya memukau penonton di Forest Stage dengan suara merdunya.

Momen istimewa pertama di hari kedua ini adalah acara Lagu Anak Masa ke Masa di Dynamic Stage, pertunjukan khusus yang menghadirkan lagu anak-anak nostalgia dari berbagai generasi. Penonton dibawa kembali ke masa kecil melalui kolaborasi beberapa penyanyi dan artis yang pernah muncul di layar kaca masa lalu.

Beberapa penampil seperti Chicha Koeswoyo, Enno Lerian, Joshua Suherman, Tasya Kamila, dan Tina Toon membawa kehangatan dengan membawakan lagu-lagu ikonik.

Puncak acara ini adalah kehadiran penyanyi legendaris, Titiek Puspa, yang menyanyikan lagu “Menabung” bersama Saskia dan Geofanny, melengkapi momen nostalgia bagi para penonton yang merindukan masa lalu.

Selain nostalgia, sore hari diwarnai oleh penampilan grup musik muda yang menarik perhatian. The Bandells, Duo Moby Sade, dan Funeruuu tampil untuk pertama kalinya di Synchronize Fest, menunjukkan bahwa bakat baru dalam industri musik Indonesia siap bersaing di panggung besar.

Selain itu, Rub Of Rub, kuartet reggae dub yang tampil di XYZ Stage, berhasil membuat seluruh area dipadati oleh penonton yang terhanyut dalam alunan musik mereka, membuat suasana festival semakin meriah.

Setelah matahari terbenam, festival semakin memanas dengan beberapa aksi panggung yang luar biasa. Di beberapa panggung sekaligus, Hindia, Rumahsakit, dan WSATCC DJ Set menghibur penonton dengan penampilan mereka yang memukau.

Di Panggung Getar, unit orkes asal Bogor, Munhajat, menyuguhkan aksi yang penuh tawa dengan set uniknya, sambil membagikan puluhan bola plastik kepada penonton, menambahkan elemen interaktif yang menyenangkan.

Salah satu sorotan utama malam itu adalah penampilan spesial dari Rock Opera Ken Arok: Harry Roesli yang berlangsung di District Stage. Pertunjukan mewah ini melibatkan sejumlah nama besar seperti Arie Kriting, Candil, Isyana Sarasvati, Indra Lesmana, dan banyak lainnya.

Dengan Edy Khemod sebagai sutradara pertunjukan dan Gerald Situmorang sebagai direktur musik, mereka membawakan interpretasi ulang dari karya monumental almarhum Harry Roesli, yang membawa tema besar tentang politik, sosial, dan ekonomi. Ini menguatkan bahwa karya-karya Harry Roesli tetap relevan dan bersinar, bahkan setelah beberapa dekade berlalu sejak pertama kali dipentaskan pada tahun 1977 dan 1991.

Synchronize Fest juga memberikan panggung kepada genre dan musisi dari berbagai daerah melalui Gigs Stage. Black Horses, Rimba, dan High Therapy dari Jakarta, serta Dazzle dari Malang, dan Misanthropy Club dari Padang Panjang, semuanya tampil menghibur dan membuktikan keberagaman musik yang diusung oleh festival ini.

Selain itu, penampilan rohani dari Sidney Mohede juga memberikan warna tersendiri pada festival, dengan lagu-lagu pujian dan penyembahan yang dibawakannya dengan penuh ketenangan.

Kejutan lain di hari kedua ini datang dari kembalinya Tria, vokalis utama The Changcuters, yang sebelumnya absen selama beberapa bulan karena masa pemulihan. Setelah digantikan oleh “vokalis magang,” Tria kembali memimpin panggung dan berterima kasih kepada penonton atas dukungan mereka. Aksi Tria dalam lagu “I Love U Bibeh” membawa gelombang semangat baru yang bergema di seluruh area festival.

Menuju akhir malam, penonton dimanjakan dengan dua pertunjukan spesial di XYZ Stage. Pertunjukan pertama, R.E.M Rien Djamain, Ermy Kullit, & Margie Segers: Api Asmara, berjalan syahdu, menampilkan tembang-tembang lawas dengan sentuhan penuh kehangatan.

Sedangkan pada pertunjukan kedua, Sir Dandy Menyanyikan Lagu Teman-Teman, Teman-Teman Menyanyikan Lagu Sir Dandy, komedi dan musik berpadu dengan sempurna, menciptakan suasana penuh canda tawa, di mana Sir Dandy dan Soleh Solihun berperan sebagai “wasit” yang terus melemparkan banyolan.

Tak kalah unik, penampilan Koil dengan konsep Koil Killer Koplo sukses menyita perhatian. Grup metal asal Bandung ini mengaransemen ulang beberapa lagu mereka dalam versi koplo, menggandeng dua penyanyi dangdut dan Yoga Sundana Perkasa dari Orkes PHB untuk berkolaborasi, menciptakan kombinasi musik yang segar dan menghibur.

Semakin larut malam, festival tetap penuh semangat dengan penampilan penutup dari Barakatak, Whisnu Santika, dan Krowbar yang membawakan set Galaksi Rima Sakti. Ketiga aksi ini sukses menjaga energi penonton tetap tinggi hingga akhir, mengakhiri hari kedua Synchronize Fest 2024 dengan berbagai memori manis yang akan dikenang lama oleh para pengunjung.

Hari ketiga Synchronize Fest 2024, yang berlangsung pada Minggu (06/10), menjadi hari terakhir dari festival. Para pengunjung sudah tidak sabar menantikan penampilan dari deretan musisi seperti Cokelat, Jason Ranti, Tohpati dan Sheila Majid, serta pertunjukan spesial dari Sricandy yang melibatkan penyanyi-penyanyi muda berbakat seperti Lyodra, Tiara Andini, Ziva Magnolya, Mahalini, dan Keisya Levronka.

Dengan semua tiket sudah terjual habis, hari terakhir ini dipastikan akan menjadi penutupan yang spektakuler dari festival musik yang berkesan ini.

Dengan beragam pertunjukan yang memadukan nostalgia, talenta muda, hingga aksi penuh kejutan, hari kedua Synchronize Fest 2024 sungguh memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para penonton.

Setiap panggung memiliki ceritanya sendiri, membentuk sebuah festival yang inklusif dan menyatukan berbagai genre musik dan generasi.

Source link