Jakarta (ANTARA) – Siti Hediati Hariyadi atau lebih dikenal sebagai Titiek Soeharto merupakan seorang politikus dan pengusaha Indonesia. Dia lahir pada 14 April 1959 di Semarang, Jawa Tengah, sebagai putri keempat dari Presiden kedua Indonesia, Jenderal Soeharto dan Ibu Tien Soeharto.
Sebagai anggota keluarga Cendana yang terkenal, kehidupan dan karier Titiek sangat dipengaruhi oleh status keluarganya, terutama di dunia politik dan bisnis.
Latar belakang keluarganya
Sebagai bagian dari keluarga Cendana, Titiek Soeharto tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan dinamika kekuasaan dan politik. Ayahnya, Soeharto, memerintah Indonesia selama lebih dari tiga dekade, dari tahun 1967 hingga 1998. Hal ini memberikan pengaruh besar pada Titiek dan keluarganya dalam politik dan ekonomi Indonesia selama era Orde Baru. Titiek adalah salah satu dari enam anak Soeharto yang aktif di berbagai bidang, termasuk bisnis dan politik. Dia menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Jakarta dan kemudian melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Titiek juga memiliki minat di dunia olahraga, terutama sepak bola, di mana ia pernah menjadi presenter siaran sepak bola Piala Dunia 2006 di stasiun TV Nasional.
Karier politik
Titiek Soeharto memulai karier politiknya setelah reformasi tahun 1998, mengikuti jejak ayahnya yang merupakan salah satu figur politik terkuat di Indonesia. Ia bergabung dengan Partai Golkar, partai yang menjadi pilar pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Pada pemilu legislatif 2014, Titiek terpilih sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Selama menjadi anggota DPR, ia aktif dalam berbagai kegiatan legislatif, terutama di Komisi IV DPR yang menangani masalah pertanian, kelautan, perikanan, dan pangan. Karier politiknya di Golkar cukup menonjol, di mana dia pernah mencalonkan diri sebagai ketua umum partai pada tahun 2016. Pada tahun 2018, Titiek keluar dari Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya yang didirikan oleh adiknya, Tommy Soeharto. Keputusannya ini dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap adiknya dan untuk meneruskan “warisan politik” Soeharto dalam politik Indonesia. Di Partai Berkarya, Titiek juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina.
Kehidupan pribadi
Titiek Soeharto menikah dengan Letjen (Purn) Prabowo Subianto, seorang tokoh militer dan Presiden terpilih Republik Indonesia, pada tahun 1983. Pernikahan mereka mencuri perhatian di Indonesia karena status mereka sebagai bagian dari elit politik negara. Mereka memiliki seorang putra, yaitu Didit Prabowo, seorang desainer fashion internasional. Namun, hubungan Titiek dan Prabowo berakhir dengan perceraian pada tahun 1998, saat terjadinya krisis politik dan ekonomi yang juga mengguncang pemerintahan Soeharto. Meskipun bercerai, hubungan mereka tetap baik, terutama dalam konteks politik di mana Titiek sering memberikan dukungan pada Prabowo dalam berbagai kesempatan, termasuk saat Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden.
Pengaruh dan kontroversi
Sebagai anggota keluarga Cendana, Titiek Soeharto sering menjadi sorotan publik, terutama terkait dengan dugaan keterlibatan keluarganya dalam kasus korupsi dan monopoli bisnis selama era Orde Baru. Meskipun demikian, ia tetap memiliki basis pendukung yang setia, terutama dari kalangan yang merindukan stabilitas dan kemakmuran pada masa pemerintahan Soeharto. Selain itu, keterlibatannya dalam kegiatan sosial juga meningkatkan citranya di masyarakat. Titiek aktif dalam kegiatan amal, termasuk di Yayasan Dharmais yang didirikan keluarganya.
Artikel ini ditulis oleh Raihan Fadilah, diedit oleh Alviansyah Pasaribu. Copyright © ANTARA 2024.