Semangat untuk memperbaiki pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 terasa di Chief de Mission (CdM) Meeting Harian.
Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh di Blang Padang, Banda Aceh, pada Rabu (18/9) merupakan pertemuan ke-8 sejak PON XXI Aceh-Sumut resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 9 September 2024.
“Kami membahas masalah yang terjadi di lapangan, belajar dari situasi tersebut, dan mencari solusi terbaik agar tidak terulang di masa depan,” kata Ketua Panwasrah PON XXI Wilayah Aceh, Mayjen TNI Purn. Andrie TU Soetarno.
Pertemuan harian CdM dihadiri oleh semua CdM dari 38 Provinsi dan IKN, PB PON seperti Asisten 3 Sekda Aceh Iskandar AP, Sekum PB PON Wilayah Aceh Muhammad Nasir Syamaun, serta tim Panwasrah Wilayah Aceh.
“Mendekati penutupan PON XXI di Sumut pada 20 September 2024, semakin menantang bagi kita untuk meningkatkan kualitas PON tersebut,” ujar Andrie TU Soetarno.
Diakui bahwa penyelenggaraan PON tidak lepas dari masalah, terutama karena ini pertama kalinya PON diselenggarakan di dua provinsi: Aceh dan Sumut.
Kejadian musibah di Lapangan Menembak di Aceh Besar pada Selasa (17/9) karena hujan deras menjadi perhatian serius dalam pertemuan CdM harian. Berbagai masukan diberikan untuk mengatasi hal tersebut.
Venue olahraga menembak di Lapangan Tembak Rindam Iskandar Muda Mata Ie, Aceh Besar, mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang pada Selasa (16/9).
Meski beberapa pertandingan sudah berlangsung dengan baik, medali kembar terjadi di cabor tertentu di Sumatera Utara. CdM Meeting Harian Aceh akan meninjau masalah ini.
Sekum PB PON Wilayah Aceh Muhammad Nasir Syamaun dan Andrie TU Soetarno berharap tidak ada medali kembar pada cabor yang diselenggarakan di Aceh.
“Prestasi medali emas adalah yang tertinggi dalam PON, namun kebersamaan dan persaudaraan juga penting dalam event nasional ini. Meskipun ada medali emas bersama, kita harus bersama-sama memastikan kebenarannya,” ujar Nasir Syamaun.