Dalam sejarahnya, para sahabat seperti Bilal bin Rabah, Ibn Asakir, dan Ibnu Umar sering melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Para ulama sepakat bahwa ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang dianjurkan. Oleh karena itu, ketika berada di Madinah, para jamaah haji disarankan untuk melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman:
“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (An-Nisā’ [4]:64)”
Ayat ini memberikan harapan kepada siapapun, termasuk jamaah haji, untuk datang kepada Nabi Muhammad SAW dan memohon ampunan kepada Allah. Dalam perjalanan hidup ini, kita telah melakukan banyak dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, kita harus mendekatkan diri kepada Nabi dan memohon ampunan kepada Allah atas segala kesalahan dan dosa yang kita lakukan. Jika Nabi memohonkan ampunan kepada Allah untuk dosa-dosa kita, maka Allah akan membuka pintu taubat dan melimpahkan rahmat-Nya.
Ziarah kubur Nabi Muhammad SAW bagi jamaah haji sangatlah penting, agar mereka mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, “Jika ada penziarah yang khusus ingin bertemu denganku, maka Allah akan menjadikan Aku sebagai pemberi syafaat baginya di hari kiamat.”
Fasilitas untuk melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW sudah tersedia dan teratur di Masjid Nabawi, sehingga semua jamaah haji dapat melaksanakan ziarah tersebut. Ketika mengunjungi makam Nabi, perlakukanlah dengan adab yang baik dan niat yang tulus untuk bertemu dengan Rasulullah SAW. Kenakan pakaian yang bersih dan rapi, jaga kesucian diri dengan berwudhu, dan ketika berada di depan makam Nabi, berdirilah dengan sopan sambil mengucapkan salam.