PT Freeport Indonesia (PTFI) adalah sebuah perusahaan tambang mineral yang merupakan afiliasi dari dua entitas besar: Freeport-McMoRan (FCX) dan Mining Industry Indonesia (MIND ID). PTFI bertanggung jawab atas penambangan dan pengolahan bijih mineral untuk menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Produk konsentrat ini dipasarkan ke berbagai penjuru dunia, termasuk dalam negeri, dengan PT Smelting sebagai salah satu pelanggan utamanya di Indonesia. PTFI beroperasi di lokasi yang sangat terpencil di dataran tinggi Pegunungan Sudirman, yang terletak di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Indonesia.
Salah satu tambang paling signifikan yang dioperasikan oleh PTFI adalah tambang Grasberg di Papua, yang dikenal sebagai salah satu deposit tembaga dan emas terbesar di dunia. Saat ini, PTFI sedang menyelesaikan fase akhir dari tambang terbuka Grasberg. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, perusahaan sedang mengembangkan beberapa proyek tambang bawah tanah di kawasan mineral Grasberg. Proyek-proyek ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memproduksi tembaga dan emas dalam jumlah besar, seiring dengan transisi dari tambang terbuka Grasberg ke operasi tambang bawah tanah yang lebih efisien dan memiliki umur panjang.
Freeport-McMoRan (FCX) sendiri adalah perusahaan tambang internasional terkemuka yang berkantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. FCX mengelola aset tambang yang besar dan memiliki cadangan tembaga, emas, dan molibdenum yang signifikan. Portofolio aset yang dikelola oleh FCX tersebar secara geografis, mulai dari kawasan mineral Grasberg di Papua, Indonesia, hingga tambang-tambang besar di Amerika Utara dan Selatan. Salah satu operasi penambangan paling menonjol milik FCX adalah kawasan mineral Morenci di Arizona, serta tambang Cerro Verde di Peru. Sebagai perusahaan publik, FCX adalah penghasil tembaga terbesar di dunia, dan sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek New York dengan simbol “FCX”.
Dalam perkembangan terbaru, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, telah melakukan langkah strategis dengan membeli sebagian saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PTFI. Transaksi senilai 3,85 miliar dolar AS ini meningkatkan kepemilikan Inalum di PTFI dari 9,36% menjadi mayoritas sebesar 51,23%. Kepemilikan mayoritas ini akan terdiri dari 41,23% untuk Inalum dan 10% untuk Pemerintah Daerah Papua. Saham milik Pemerintah Daerah Papua ini akan dikelola oleh PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM), sebuah perusahaan khusus yang dibentuk untuk tujuan ini. Dalam struktur kepemilikan IPPM, 60% saham akan dimiliki oleh Inalum, sementara 40% sisanya akan dipegang oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua. Dengan kepemilikan saham ini, diharapkan kontribusi tambang Grasberg dapat semakin memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi di Papua, serta memperkuat peran Indonesia dalam industri pertambangan global.