Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih mengapresiasi penetapan sistem pembayaran tol nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF) sebagai proyek strategis nasional (PSN). “Selama ini, setiap libur panjang Lebaran maupun akhir tahun, di sejumlah gardu tol selalu terjadi kemacetan yang menyita banyak waktu,” katanya dalam keterangan di Jakarta.
Menurutnya, implementasi MLFF akan memberikan dampak ekonomi yang besar dengan efisiensi biaya dan kelancaran arus penumpang serta barang dan jasa. Kerugian ekonomi akibat kemacetan seperti pemborosan BBM dan waktu yang terbuang mencapai Rp65 triliun per tahun di Jakarta. Oleh karena itu, solusi MLFF harus menjadi solusi yang berkelanjutan, bukan hanya sekedar solusi situasional seperti pengaturan arus lalu lintas.
MLFF telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) non-APBN berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Nomor 6 Tahun 2024. MLFF adalah metode pembayaran tol yang memungkinkan pengguna jalan melintasi gerbang tol tanpa berhenti dengan menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) seperti GPS.
Teknologi ini memungkinkan transaksi melalui aplikasi CANTAS pada telepon pintar dengan bantuan satelit. Dengan sistem ini, kendaraan tidak perlu berhenti atau melambat di gerbang tol karena tarif tol dihitung otomatis berdasarkan jarak yang ditempuh.
Uji coba MLFF dilakukan di Tol Mandara Bali sejak 12 Desember 2023 oleh BPJT. Direncanakan penerapan MLFF bertahap mulai dari Tol Mandara Bali pada Oktober 2024 setelah memperhatikan kesiapan infrastruktur dan masyarakat. Selama transisi, sistem yang digunakan adalah Single Line Free Flow dengan barrier.
Berita ini disusun oleh Fauzi dan diedit oleh Agus Setiawan.