Tesla Bersiap Meluncurkan Sistem Kemudi Otonom di China
Jakarta (ANTARA) – Setelah kunjungan singkat Elon Musk ke China, Tesla berhasil mengatasi hambatan utama untuk memperkenalkan sistem kemudi otonom ke pasar mobil terbesar di dunia tersebut.
Menurut laporan Automotive News pada Senin yang mengutip sumber, produsen mobil Amerika Serikat akan bermitra dengan raksasa teknologi China, Baidu, untuk menerapkan fungsi pemetaan dan navigasi dalam sistem kemudi yang disebut Full Self-Driving (FSD).
Kerja sama dengan Baidu akan memungkinkan Tesla menggunakan layanan navigasi dan pemetaan tingkat lajur kendaraan dari perusahaan China tersebut untuk sistem kemudi otonom.
Tesla telah menggunakan jasa Baidu untuk aplikasi pemetaan dan navigasi di dalam mobil sejak tahun 2020.
Selain itu, Tesla juga telah memenuhi persyaratan keamanan data dan privasi utama di China, yang akan membantu mengurangi kekhawatiran terkait keamanan data.
Langkah-langkah ini diambil setelah CEO Tesla, Elon Musk, melakukan perjalanan mendadak ke China pada Minggu (28/4), dalam upaya untuk mendapatkan persetujuan perangkat lunak bantuan pengemudi.
Meskipun fitur tersebut memerlukan pengawasan konstan dan tidak membuat mobil Tesla menjadi sepenuhnya otonom, perusahaan AS tersebut memasang biaya 8.000 dolar AS atau sekitar Rp129,7 juta untuk membeli Full Self-Driving (FSD) langsung atau berlangganan sebesar 99 dolar AS per bulan (sekitar Rp1,6 juta).
The Wall Street Journal melaporkan bahwa pejabat China memberitahu Tesla bahwa Beijing telah memberikan persetujuan sementara untuk meluncurkan fitur FSD di negara tersebut.
Elon Musk bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang pada Minggu (28/4) dan mereka membicarakan tentang teknologi mengemudi otonom Tesla.
Analis senior Wedbush Securities, Dan Ives, menyebut kunjungan Musk ke China sebagai momen penting yang dapat membuka peluang emas bagi Tesla dalam hal FSD dan otonomi di China.
Meskipun awalnya diterima dengan baik, Tesla mulai menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil listrik domestik di China seperti BYD dan Li Auto, sehingga pangsa pasar Tesla di negara tersebut menyusut.
Regulator keselamatan mobil AS baru-baru ini membuka penyelidikan terhadap sistem Autopilot Tesla yang kurang mumpuni, menyusul 20 kecelakaan yang melibatkan kendaraan yang menggunakan pembaruan perangkat lunak tersebut sejak Desember.
Meski demikian, diberikan lampu hijau untuk FSD di China diharapkan dapat membantu Tesla dalam memperbaiki posisinya di pasar mobil China.