Mujahadah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata jahada yang artinya bersungguh-sungguh. Dalam konteks mujahadah an nafs, setidaknya ada tiga jenis nafsu yang perlu dikendalikan menurut Al-Quran, yakni nafsu ammarah, nafsu nafsu lawwamah, dan nafsu muthmainnah.
Nafsu ammarah adalah jenis nafsu yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan buruk seperti pelanggaran aturan atau syariat dan kejahatan. Perwujudan dari nafsu ammarah adalah sifat-sifat tercela pada manusia seperti dengki, bodoh, sombong, marah, cinta yang berlebihan, serta senang melakukan perkara jelek atau hina.
Allah Swt berfirman:
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yusuf [12]: 53)
Nafsu Lawwamah adalah jenis nafsu yang membuat manusia terjebak dalam perasaan bersalah yang mendalam. Nafsu lawwamah adalah nafsu yang mengingatkan manusia tentang kesalahan dan perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Jika manusia terlalu menuruti hawa nafsu ini, mereka akan terjebak dalam rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam. Akibatnya, manusia akan sulit merasa bahagia dan menikmati rahmat dari Allah SWT.
Nafsu lawwamah terwujud dalam sifat-sifat tercela manusia seperti menyesal, mengikuti kesenangan, menipu, menggunjing, riya, zalim, lupa, dan ujub.
Allah Swt berfirman:
“Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).” (QS. Al-Qiyamah [75]: 2)
Nafsu Muthmainnah adalah nafsu yang tenang dan tentram. Nafsu ini yang mendorong manusia pada kebaikan. Nafsu muthmainnah terwujud dalam sifat-sifat manusia seperti dermawan, tawakal, ikhlas, bersyukur, serta ridha dengan segala ketetapan Allah SWT.
Allah Swt berfirman:
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr [89]: 27-28)
Penting untuk menjadi catatan, meski nafsu ammarah dan nafsu lawwamah memiliki kecenderungan untuk mendorong manusia untuk melakukan perbuatan buruk, tak lantas nafsu tersebut dapat hilang sepenuhnya. Inti dari Mujahadah An Nafs adalah untuk mengendalikan diri agar tidak dikendalikan hawa nafsu. Nafsu sendiri sebenarnya juga punya peran untuk mendorong manusia pada kemajuan, termasuk meningkatkan potensi-potensi yang ada dalam diri manusia.