Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko menyatakan bahwa pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia masih belum mencapai potensi maksimal meskipun berbagai insentif telah diberikan oleh pemerintah, terutama untuk kendaraan roda dua.
“Seperti yang terlihat, insentif bantuan pemerintah sebesar Rp7 juta untuk sepeda motor, namun serapan masih belum maksimal. Apa penyebabnya?,” tanya Moeldoko kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan bahwa serapan yang kurang positif ini disebabkan oleh beberapa faktor yang belum menarik bagi konsumen Indonesia, seperti jangkauan yang masih terbatas, responsivitas yang kurang, dan harga yang masih tinggi.
Oleh karena itu, pihaknya terus mengevaluasi capaian yang belum optimal setiap tahunnya.
Seiring waktu, diharapkan penjualan kendaraan berbasis baterai di segmen roda dua semakin diminati oleh kalangan muda yang menyukai kendaraan roda dua.
“Issue ini akan teratasi secara alamiah, dengan adanya charging station yang lebih cepat, jarak yang lebih jauh, dan harga yang lebih terjangkau. Itulah yang diinginkan masyarakat,” ungkapnya.
Namun, situasi yang berbeda terjadi pada kendaraan berbasis baterai di segmen roda empat. Penyerapan pasar untuk segmen ini justru meningkat dari tahun ke tahun.
“Penjualan mobil listrik mulai meningkat dan itu merupakan indikasi positif. Masyarakat menunggu varian yang lebih banyak, jarak yang lebih jauh, dan harga yang lebih terjangkau,” jelasnya.
Berdasarkan data dari Gaikindo, penjualan kendaraan berbasis baterai di segmen roda empat menunjukkan peningkatan positif di kuartal pertama tahun ini.
Pada kuartal pertama tahun 2024, terjadi kenaikan penjualan sebesar 18.301 unit atau 118,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8.385 unit untuk wholesales.
Dari data tersebut, kendaraan dengan teknologi baterai elektrik naik sebanyak 5.023 unit (27,44 persen), kendaraan hybrid meningkat sebesar 13.261 unit (72,46 persen), dan plug-in hybrid naik sebanyak 17 unit (0,09 persen).
Dengan adanya peningkatan tersebut, diharapkan pasar kendaraan listrik di Indonesia terus berkembang dan diterima dengan baik oleh masyarakat.